TTWINNER

Trading Account

Thursday, November 18, 2010

DOA

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM....
Ya Allah yang maha rahman. CintaMu tulus kepada kami seperti Kau katakan dalam hadis qudsiMu, " Idza taqarrabal 'abduilayya syibran taqarrabtu ilaihi dzira'an, wa idza taqarraba ilayya dzira'an taqarrabtu ilaihi ba'an, wa in atani masy-yan ataituhu harwalatan. Kalau hambaKu mendekati Aku satu jengkal, Kudek...ati dia satu hasta, kalau hambaKu mendekati Aku satu hasta, kudekati dia satu depa, dan jika hambaKu datang kepadaKu hanya dengan berjalan kaki, Kudatangi dia dengan berlari-lari."

Ya Allah, betapa hina bibir kami menyebut namaMu tanpa melaksanakan ajaran cintaMu. Kau lihat istana-istana megah bersembulan menantang langit. Rumah-rumah pribadi di tempat berteduh sepuluh dua puluh tahun kami bangun untuk ribuan tahun. Sementara gubuk-gubuk kardus dan deretan panjang fakir miskin, pengemis serta gelandangan seolah bukan pemandangan yang memprihatinkan dan seharusnya menggugah keharuan, malah terkadang kami anggap sebagai sampah busuk yang mengotori keindahan. Padahal mereka saudara-saudara kami. Mereka membutuhkan uluran tangan, kami mengepalkan tangan. Meraka kelaparan, kami kekenyangan. Mereka terlunta, kami berpesta pora.

Ya Allah yang maha rahim. Suatu malam NabiMu mengimami shalat Isya. Tiap kali menggerakkan badannya kedengaran bunyi mengeretak seolah tulang-tulangnya saling bersinggungan. Seusai salam seorang sahabat bertanya cemas, "Apakah engkau sakit ya Rasul?" "Tidak sahabatku, aku sehat walafiat." "Pasti engkau sakit ya Rasul?" "Tidak aku segar bugar." "Tetapi mengapa tulang-tulangmu berkeretakan? Pasti engkau sedang sakit ya Rasul."

Karena para sahabat makin cemas, terpaksa Nabi membuka jubahnya. Tampak oleh para sahabat perut Nabi yang kempis diikat selempang kain yang di isi batu-batu kecil untuk menahan rasa lapar. Batu-batu kecil itulah yang menimbulkan bunyi berkeretakan.

Umar bin Khatab tiba-tiba menjerit," Ya Rasulullah. Alangkah rendah diri kami dalam pandangamu. Apakah jika kau katakan bahwa engkau lapar kami tidak bersedia memberi makanan yang lezat-lezat? Kami semua hidup serba berkecukupan ya Rasul, apakah kau menyangka Kami termasuk orang-orang yang bakhil?"

Nabi dengan terharu menjawab, "Tidak Umar, bukan begitu maksudku. Aku percaya kalian para sahabatku sangat mencintai aku. Apalagi cuma makanan, harta dan nyawa pun kalau perlu kalian serahkan. Tetapi dimana akan kuletakkan mukaku di hadapan Allah kalau aku selaku pemimpin justru memberatkan orang-orang yang kupimpin. Biarlah aku lapar di dunia asalkan umatku tidak membiarkan dunia dilanda kelaparan dan kesengsaraan. Sebab kemiskinan akan menyeret manusia ke dalam kekufuran."

Untuk itu ya Allah yang maha pengampun. Atas segala kemunafikan, ketamakan dan kesewenang-wenangan kami ampunilah segala dosa kami dan bimbinglah hati kami ke cahaya terang hidayahMu. Semoga engkau berkenan mengabulkan permohonan kami dan menerima kedatangan kami dalam haribaanMu. Andaikata Engkau masih murka kepada kami berilah kami kekuatan untuk mengarungi samudera kehidupan dengan perahuMu. Sebab pada hakikatnya tiada daya kami miliki kecuali dengan pertolonganMu.

Bukankah pada suatu saat malaikat Jibril Kau utus mendatangi NabiMu? Kala itu NabiMu sedang bersuka cita memperoleh seorang anak laki-laki dari isterinya Maria Qibtiyah yang diberinya nama Ibrahim. Kepada NabiMu Jibril berkata, "Ya Muhammad. 'Isy masyi'ta fainnaka mayyitun. Wa ahbib man syi'ta fainnaka mufariquh. Wa'mal ma syi'ta fainnaka mujza bihi. Hai Muhammad, hiduplah sesukamu tetapi ingat kamu akan jadi mayat. Cintailah sekehendakmu tetapi ingat kamu pasti berpisah dengannya. Dan berbuatlah semaumu tetapi ingat kamu akan di balas dengan setimpal."

Kami takut ya Allah sesudah menyadari betapa terbatas kesempatan kami, betapa fatamorgana kenikmatan duniawi dan betapa berat tanggung jawab kami apabila tidak mematuhi aturanMu. Kami terlalu sombong dengan semua kemampuan yang kami punyai seolah tiada yang berkuasa memupus riwayat dan sepak terjang kami. Padahal apalah kami ini cuma makhluk-makhluk kecil yang tatkala lahir pun tanpa kehendak dan kemauan sendiri. Kami terwujud semata atas karsa dan karuniaMu.

Karena itu ya Allah ya Tuhan kami. Jangan Kau tinggalkan kami. Jangan Kau biarkan kami dalam kenistaan. Peringatkan kami dengan ujian dan musibah agar terbuka pikiran dan hati kami bahwa Engkau memang maha penyayang dan maha pengampun. Dan berilah kami kekuatan untuk menerima ujian dan musibahMu supaya menjadi rahmat yang menyejahterakan hidup kami di dunia dan di akhirat nanti. Amiun ya Mujibas sailin.


dikutip dari khutbah jum'at tahun 1992